Update Bencana Banjir Sumut 147 di nyatakan Meninggal, 174 Hilang, dan 28.427 Mengungsi
3 min read
MEDAN - Update Bencana Sumut: 147 Meninggal, 174 Hilang. Data terbaru Polda Sumut: 147 korban tewas dan 174 orang masih hilang akibat bencana yang melanda beberapa daerah di Sumatera Utara. Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) merilis data terbaru korban bencana yang melanda beberapa wilayah di provinsi tersebut. Hingga Sabtu (29/11/2025), tercatat 147 orang meninggal dunia, sementara 174 lainnya masih dalam status hilang. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, dalam konferensi persnya menjelaskan bahwa jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah mengingat masih banyak wilayah yang belum dapat diakses sepenuhnya oleh tim evakuasi.
"Kami terus berkoordinasi dengan seluruh jajaran dan instansi terkait untuk mempercepat proses evakuasi. Prioritas kami saat ini adalah menyelamatkan korban yang masih tertahan dan mengidentifikasi mereka yang belum ditemukan," ujar Hadi.
Evakuasi Terkendala Cuaca Buruk dan Akses Sulit
Proses evakuasi di beberapa titik terdampak bencana masih menghadapi kendala signifikan. Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Sumatera Utara menyebabkan beberapa jalur evakuasi terputus dan sulit diakses oleh kendaraan berat. Tim SAR gabungan dari Polda Sumut, Basarnas, TNI, serta relawan masih berupaya keras menembus sejumlah desa terisolasi akibat longsor dan banjir. Di Kabupaten Mandailing Natal, salah satu wilayah terparah terdampak, tim evakuasi baru dapat menjangkau 60% dari total desa yang terisolasi."Kondisi medan yang berat dan cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan terbesar kami. Beberapa tim harus berjalan kaki selama berjam-jam untuk mencapai lokasi yang terisolasi," jelas Kepala Basarnas Sumut, Marsma TNI Ir. Anwar Nurin.
Pemerintah Provinsi Siapkan Posko Bantuan
Menanggapi situasi darurat ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mendirikan tujuh posko bantuan utama di beberapa titik strategis. Posko-posko ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat koordinasi evakuasi tetapi juga sebagai tempat penampungan sementara bagi pengungsi. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, saat meninjau salah satu posko di Kota Padangsidimpuan mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan bantuan logistik awal untuk 5.000 kepala keluarga."Kami bergerak cepat bersama seluruh stakeholder terkait untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Bantuan akan terus kami distribusikan secara merata ke seluruh wilayah terdampak," ujar Edy.
BNPB Kirim Bantuan Tambahan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengirimkan tim reaksi cepat serta bantuan logistik tambahan ke Sumatera Utara. Bantuan tersebut meliputi tenda pengungsi, makanan siap saji, air bersih, serta obat-obatan. Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa pihaknya juga telah mengirimkan tim trauma healing untuk membantu korban yang mengalami dampak psikologis akibat bencana."Kami tidak hanya fokus pada penanganan fisik, tetapi juga pemulihan kondisi psikologis korban. Tim trauma healing kami akan bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat untuk memberikan pendampingan," kata Abdul.
Warga Diimbau Waspada Potensi Bencana Susulan
BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Belawan mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat yang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan seperti longsor dan banjir. Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Hendra Suwarta, menjelaskan bahwa pola cuaca tidak stabil diperkirakan akan berlangsung hingga awal Desember 2025."Kami mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi cuaca terkini dan waspada terhadap tanda-tanda alam. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi lama, segera pindah ke tempat yang lebih aman," ujarnya.
Sejumlah Negara Tetangga Sampaikan Dukacita
Beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand telah menyampaikan dukacita atas bencana yang terjadi di Sumatera Utara. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa beberapa negara juga menawarkan bantuan kemanusiaan jika diperlukan."Kami mengapresiasi simpati dan tawaran bantuan dari negara-negara sahabat. Saat ini, kami masih fokus pada penanganan darurat dengan sumber daya yang tersedia. Jika diperlukan, kami tidak akan segan untuk menerima bantuan internasional," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Konteks Bencana di Sumatera Utara
Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rawan bencana geologi dan hidrometeorologis. Letak geografisnya yang berada di kawasan cincin api Pasifik membuat provinsi ini rentan terhadap gempa bumi dan aktivitas vulkanik. Sementara itu, kondisi topografi yang bergunung-gunung dengan curah hujan tinggi membuat wilayah ini rentan terhadap longsor dan banjir. Dalam lima tahun terakhir, setidaknya telah terjadi 12 bencana skala besar di Sumatera Utara dengan total korban jiwa mencapai ratusan orang. Pakar mitigasi bencana dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Syamsidik, menekankan perlunya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana."Kita tidak bisa mencegah bencana terjadi, tetapi kita bisa mengurangi risikonya melalui edukasi, sistem peringatan dini yang baik, dan penataan ruang yang memperhatikan aspek kebencanaan," ujarnya.Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berencana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penanggulangan bencana yang ada untuk meminimalkan korban jiwa pada bencana-bencana di masa depan.
