Sosial Media
0
News
    Home Kabar Ekonomi

    Strategi Kemenperin: 'Suntikan' Kecerdasan Buatan untuk Dongkrak Produktivitas dan Daya Saing IKM Nasional

    2 min read

    Strategi Kemenperin: 'Suntikan' Kecerdasan Buatan untuk Dongkrak Produktivitas dan Daya Saing IKM Nasional.

    Kemenperin menggandeng MWX untuk akselerasi adopsi AI bagi IKM. Tingkatkan efisiensi, inovasi, riset produk, dan daya saing global. Simak strategi penguatan literasi digital.

    strategi-kemenperin-ai-untuk-ikm-nasional
    Ilustrasi UMKM. Pemerintah akan memberikan insentif perpajakan untuk mendorong UMKM. Foto: ANTARA

    JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengambil langkah strategis untuk memodernisasi sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) nasional melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

    Inisiatif ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Media Wave Interaktif (MWX) guna memperluas akses IKM terhadap platform AI.

    Dorongan adopsi AI ini merupakan bagian integral dari upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing IKM di pasar domestik maupun global, sekaligus menghadapi tantangan transformasi digital dalam era revolusi industri 4.0.

    Pemanfaatan teknologi cerdas diharapkan mampu menjadi katalis bagi IKM untuk mencapai efisiensi, inovasi produk, dan pengelolaan operasional yang lebih adaptif.

    Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa kerja sama ini bertujuan menghadirkan akses platform AI yang dapat digunakan oleh kalangan IKM untuk berbagai keperluan penting.

    Beberapa pemanfaatan platform AI tersebut mencakup pembuatan konten pemasaran otomatis, perencanaan bisnis, laporan keuangan otomatis, manajemen keamanan siber, hingga riset pengembangan produk.

    AI sebagai Penggerak Efisiensi dan Inovasi

    Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan peran krusial AI sebagai salah satu pendorong utama efisiensi, inovasi, dan daya saing industri.

    Menurutnya, AI memiliki kapabilitas unik dalam menganalisis data secara cepat dan akurat, yang sangat dibutuhkan untuk optimasi bisnis.

    "Dalam konteks industri, penerapan AI dapat meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan rantai pasok, serta menciptakan produk dan layanan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pasar,” ujar Menteri Agus Gumiwang.

    Pernyataan ini menekankan bahwa akselerasi adopsi AI bukan sekadar mengikuti tren teknologi, melainkan sebuah keharusan fungsional untuk mengoptimalkan kinerja IKM secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir.

    Keamanan Siber dan Tata Kelola Data Jadi Prioritas

    Meskipun fokus utama adalah akselerasi teknologi, Kemenperin juga memberikan perhatian serius terhadap aspek keamanan digital yang menyertai adopsi AI.

    Dirjen Reni Yanita menekankan pentingnya membangun ekosistem digital yang kuat dan berkelanjutan.

    “Selain akselerasi teknologi cerdas, kami juga harus menegakkan pedoman keamanan siber yang kuat dan berkelanjutan,” kata Reni Yanita dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 15 November 2025.

    Ia menambahkan bahwa implementasi AI harus berjalan beriringan dengan penguatan tata kelola data dan literasi digital.

    “Implementasi cybersecurity framework, penguatan literasi digital, serta pengawasan terhadap tata kelola data perlu berjalan seiring dengan inovasi teknologi,” ucapnya, menggarisbawahi bahwa keamanan siber adalah prasyarat untuk menjaga sistem dan kepercayaan publik.

    Kerja sama antara Kemenperin dan PT MWX ini telah diresmikan melalui penandatanganan MoU pada Jumat, 14 November 2025.

    Sebagai tindak lanjut langsung, implementasi kemitraan ini diwujudkan melalui workshop pemanfaatan AI yang diikuti oleh 65 pelaku IKM.

    Pelatihan intensif tersebut telah dilaksanakan pada 13-14 November 2025, bertempat di Hotel Ibis Styles, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Langkah ini menunjukkan komitmen Kemenperin dalam memastikan IKM dapat memanfaatkan teknologi mutakhir untuk bertransformasi, sehingga mampu bersaing secara tangguh di tengah persaingan pasar global yang semakin ketat.

    Comments
    Additional JS